Apa saja pemeriksaan yang perlu untuk di lakukan oleh ibu hamil
Pemeriksaan dengan istilah fetomaternal
merupakan pemeriksaan dengan tujuan mengetahui apa saja risiko pada kehamilan
baik kepada ibu ataupun kepada bayi. Misalnya saja, mengenai kelainan genetik atau
gangguan pada pembentukan organ dalam, atau risiko kelahiran dengan cara prematur,
ataupun pertumbuhan janin yang terhambat.
Untuk dapat mengetahui risiko dengan
istilah preeklamsia merupakan hipertensi pada saat kehamilan, dan biasanya di tandai
juga dengan meningkatnya faktor tekanan darah dan diikuti dengan adanya protein
didalam kandungan urin. Risiko lain juga merupakan kelainan dengan istilah kromosom
Down Syndrome (KDS), Edward’s Syndrome (ES), Patau Syndrome (PS), atau Soft Marketers
(SM).
Dr. Med Damar Prasmusinto,
SpOG. Fetomaternal dari Children Hospital & Brawijaya Women menyebutkan ada
beberapa proses pemeriksaan
yang perlu untuk di lakukan oleh ibu hamil , antara lain:
1.
USG.
USG ini juga sangat dianjurkan untuk dilakukan dengan minimal dua hingga 3 kali saat usia pada kehamilan masih 11 - 14 minggu. ”Untuk dapat menentukan usia pada kehamilan ini apakah janinnya hanya satu atau mungkin kembar, dan apakah terdapat cacat bawaan ataupun tidak,” terang Damar.
USG ini juga sangat dianjurkan untuk dilakukan dengan minimal dua hingga 3 kali saat usia pada kehamilan masih 11 - 14 minggu. ”Untuk dapat menentukan usia pada kehamilan ini apakah janinnya hanya satu atau mungkin kembar, dan apakah terdapat cacat bawaan ataupun tidak,” terang Damar.
Pada saat usia kehamilan telah 18
- 22 minggu, dapat di lihat untuk lebih detailnya mengenai anatomi dari janin
serta pertumbuhan dari janin, dan juga risiko dari ibu pada saat melahirkan
nanti. “Dan saat ini juga dapat untuk diketahui pula, apa kah akan terjadi
preeklamsia?”
Pada saat usia kehamilan memasuki
28 hingga 32 minggu, USG ini dapat juga dilakukan untuk dapat melihat mengenai bagaimana
pertumbuhan pada janin, apakah terdapat cacat bawaan pada janin ataupun tidak.
2.
Amniocentesis.
Pemeriksaan apa saja yang perlu untuk dilakukan oleh ibu hamil selanjutnya ini merupakan pemerikasaa amniocentesis. “Tes ini juga masih dapat di lakukan oleh ibu hamil, meskipun pemeriksaan ini sudah mulai untuk ditinggalkan, karena pada sekarang ini dapat juga dilakukan pemeriksaan dengan cara NIPT (Non Invasive Prenatal Test).” Tes ini juga dilakukan untuk dapat mendeteksi apakah ada kelainan yang bersifat genetik pada bayi atau dapat juga dengan melakukan memeriksa terhadap cairan ketuban janin atau juga cairan amnion janin.
Pemeriksaan apa saja yang perlu untuk dilakukan oleh ibu hamil selanjutnya ini merupakan pemerikasaa amniocentesis. “Tes ini juga masih dapat di lakukan oleh ibu hamil, meskipun pemeriksaan ini sudah mulai untuk ditinggalkan, karena pada sekarang ini dapat juga dilakukan pemeriksaan dengan cara NIPT (Non Invasive Prenatal Test).” Tes ini juga dilakukan untuk dapat mendeteksi apakah ada kelainan yang bersifat genetik pada bayi atau dapat juga dengan melakukan memeriksa terhadap cairan ketuban janin atau juga cairan amnion janin.
3.
NIPT.
Selama proses kehamilan, sebagian dari DNA janin ini masuk kedalam aliran dari darah ibu. DNA ini membawa berbagai informasi genetika pada bayi didalam kromosom. Dan tes laboratorium pada NIPT ini menggunakan sedikit sampel darah yang diambil dari ibu untuk dapat memeriksa DNA janin dan juga mencari kondisi dari kromosom tertentu yang juga dapat saja memengaruhi dari kesehatan bayi.
Selama proses kehamilan, sebagian dari DNA janin ini masuk kedalam aliran dari darah ibu. DNA ini membawa berbagai informasi genetika pada bayi didalam kromosom. Dan tes laboratorium pada NIPT ini menggunakan sedikit sampel darah yang diambil dari ibu untuk dapat memeriksa DNA janin dan juga mencari kondisi dari kromosom tertentu yang juga dapat saja memengaruhi dari kesehatan bayi.
4.
Chordocentesis.
Pemeriksaan apa saja yang perlu untuk dilakukan ibu hamil pada saat usia kehamilan ibu lebih dari dua puluh (20) minggu. Caranya dengan mengambil darah dari janin dengan melalui pembulu vena dari tali pusat. Dengan tujuan untuk dapat mengetahui dari kelainan kromosom dan atau tipe dari kelainan kromosom dari janin. Dan juga selain itu, untuk dapat mengetahui apa kah janin tersebut mengalami masalah anemia dengan cara pemeriksaan Hemogloin (HB) pada janin dan juga Hematokrit pada janin.
Pemeriksaan apa saja yang perlu untuk dilakukan ibu hamil pada saat usia kehamilan ibu lebih dari dua puluh (20) minggu. Caranya dengan mengambil darah dari janin dengan melalui pembulu vena dari tali pusat. Dengan tujuan untuk dapat mengetahui dari kelainan kromosom dan atau tipe dari kelainan kromosom dari janin. Dan juga selain itu, untuk dapat mengetahui apa kah janin tersebut mengalami masalah anemia dengan cara pemeriksaan Hemogloin (HB) pada janin dan juga Hematokrit pada janin.
5.
Transfusion Intrauterine.
“Terapi tersebut dilakukan apa bila bayi atau janin di diagnosis anemia.” Dan transfusi juga dapat di lakukan dengan beberapa kali kepada kehamilan saat usia minggu ke-26 (dua puluh enam) hingga 34 (tiga puluh empat).
“Terapi tersebut dilakukan apa bila bayi atau janin di diagnosis anemia.” Dan transfusi juga dapat di lakukan dengan beberapa kali kepada kehamilan saat usia minggu ke-26 (dua puluh enam) hingga 34 (tiga puluh empat).
No comments:
Post a Comment